Nusatenggaracentre Mataram kembali mengadakan Focus Group Discussion (FGD) kali ini mengangkat tema besar “Ikhtiar Mewujudkan Pemilu 2024 Berintegritas”. Diselenggarakan di Mataram, Senin 27 Pebruari 2023. Kegiatan diikuti oleh perwakilan pemilih pemula, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan agama, mahasiswa dan perwakilan partai politik.
Dr. H. Luqman Hakim, M. Pd mewakili dewan pendiri NC menyampaikan kebahagiaanya atas terselenggarakannya kegiatan ini. Selain memang NC berfokus pada keharmonisan dan keberagaman, lembaga yang telah berdiri sejak 1999 ini memusatkan perhatiannya pada penelitian dan kehidupan sosial serta pembangunan.
Awin Azhari sebagai moderator dalam FGD ini memperkenalkan empat pemantik diskusi diantaranya: 1. Prof. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M, M. Ag ., Akademisi UIN Mataram sekaligus perwakilan Forum Kerukunan Ummat Beragama. 2. Prof. Dr. H. Kadri, M. Si., Ketua Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PusDek) UIN Mataram. 3. Suhardi Soud, MM., Ketua KPU NTB. 4. Suhardi, M.H. Perwakilan Bawaslu NTB.
Prof. Amir dalam kesempatan pertamanya memaparkan; isu SARA yang kerap menjadi perbincangan hangat setiap tahun politik. Dicontohkan pada pemilu yang terjadi diberbagai belahan dunia yang mengedepankan kelompok tertentu sebagai materi utama kampanye. Kendati demikian, misal di Kanada terjadi kampanye dengan politik identitas, namun tidak membuat masyarakatnya ‘gaduh’. Hal ini bisa disebabkan karena kesadaran berpolitik para pemilihnya.
Pemilih di Indonesia sendiri menemui babak baru sebab angka pemilih Gen Z yang mencapai hampir 30%. Hal ini disampaikan oleh Ketua KPU NTB Suhardi Soud.
“Generasi Z kini cendrung pada apolitis dan apatis terhadap pilihan politik”. Kecenderungan ini membuat KPU menggunakan cara-cara yang dapat menyasar lasung pada generasi ini. Misal dengan pemanfaatan media sosial yang kerap digandrungi. Selain itu nantinya pelibatan mahasiswa dan generasi ini pad penyelenggaraan pemilu akan ditingkatkan.
“Peningkatan sosialisasi dalam penyelenggaran pesta demokrasi, harus dilakukan juga dengan peningkatan pengawasan” Sebut Suhardi sebagai perwakilan Bawaslu. Pengawasan ini selalu terkait tingkat pelanggaran pada penyelenggaran pemilu. Diharapkan pengawasan pada era pemilu tahun mendatang mendapat titik terang untuk menekan angka pelanggaran.
Penyampaian terkahir oleh Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN Mataram mengedepankan aspek integrasi dalam komunikasi antar stakeholder penyelenggara pemilu.
” Pemilu berintegritas hanya bisa didapat jika penyelenggara, peserta, dan pemilih memiliki satu tujuan, yakni pemilu yang berintegritas” Sebut Prof. Kadri. Menurutnya lagi, anggaran sosialisasi pemilu sebaiknya dialokaskan pada banyak lapisan masyarakat agar dapat menjangkau lebih luas.
Kegiatan ini berakhir dengan deklarasi pemilu berintegritas oleh seluruh peserta dan pemantik diskusi.